Meja kerjaku = Operator Telco-ku sendiri (Konsep membangun Operator Telco OpenSource)

Wednesday, August 4, 2010 by Rad Kreasi Inspire Infotech

Sebut saja, 3 besar industri bonafide saat ini, yaitu Pertambangan, Pertelekomunikasian, dan Perbankan.Mengapa mereka bisa begitu signifikan? apakah karena perannya yang sangat berkuasa? mari kita coba menjelaskan satu dari industri tersebut, Telekomunikasi.

Telekomunikasi telah dikenal beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun yang lalu, mulai dari cara yang primitif menggunakan bahasa isyarat tubuh, sampai high level encription mode yang dipersembahkan oleh peradaban mesir atau yunani kuno.Telekomunikasi kian penting untuk menyampaian informasi baik penting atau yang sifatnya komplemen. Dengan nilai super-important ini, manusia mencoba meningkatkan berbagai teknik berkomunikasi hingga dapat kita nikmati seperti saat ini melalui inter-suara (voice) atau dengan Massaging service (data). Perkembangan ini serta merta membangkitkan gairah faham-faham feodalisme yang pernah sempat menjadi trend di muka bumi ini. Kini faham itu menggandeng monopoli telekomunikasi.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa traffic sangatlah penting dan menjadi sumber utama penghasilan dari operator-operator penyelenggara telekomunikasi di dunia. Ambil contoh di negara Indonesia, yang pada awalnya hanya didominasi oleh 2 perusahan raksasa telekomunikasi tertua di indonesia (sejak 1960/70-an), PT. Telkom dan PT. Indosat. Pada masa hagemoninya, konon gaji karyawan di kedua institusi ini bisa mengalahkan gaji menteri negara, dengan bonus & tunjangan yang cukup fantastis baik nominal maupun periodenya(yang ini Insya Allah legal lhoo..bagi hasil keuntungan perusahaan, bukan bagi hasil korupsi :D ).

Seiring waktu berjalan, banyak orang ingin "mencicipi" kue telekomunikasi tersebut.
Maka bermunculanlah operator-operator baru dan tentunya dengan perkembangan teknologi yang seiring dengan trend dunia. Maka ketika kue itu terbagi-bagi. Setiap tahun perusahaan tsb harus memutar akal bagaimana bisa mempertahankan eksistensinya. Bagi yang memiliki cadangan dana besar, ini bukan menjadi halangan, tapi bagaimana dengan yang lain.

Yang ingin saya tekankan disini adalah, mengapa harus khawatir dengan eksistensinya? karena operator harus menjaga balance, traffic, revenue, dan pengeluaran. 90% pengeluaran terbesar adalah infrastruktur, selain biaya pengadaanya yang cukup tinggi, infrastruktur juga membutuhkan maintenance yang bisa jadi ini menghabiskan dana 2 kali dari harga pengadaannya.

Mengapa mahal?
karena dibuat mahal?
kenapa dibuat mahal?
karena teknologinya sulit?
kenapa sulit?
karena dibuat sulit?
kenapa dibuat sulit?
agar bisa memonopoli hehehe...akhirnya sampai juga :)

Ketika scientist bertemu dengan feudal, maka sudah bisa dibayangkan kerjasama macam apa yang hendak mereka jalin.
Tetapi beberapa scientist yang memang benar-benar scientist, sejatinya tidak melulu memikirkan materi, tetapi tantangan adalah yang paling dicari, lalu berbagi kesenangan menakhlukan tantangan itu dengan orang lain. Ya, itulah yang di contohkan para sahabat Rasulullah SAW. Yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan dunia semata-mata sebagai bahagian dari berjihad di jalan Allah.

Pagi ini saya tak sengaja membaca situs warta digital terkemuka di Indonesia, dan saya membaca artikel tentang sebuah komunitas Opensource, mungkin sudah tidak aneh lagi komunitas-komunitas seperti ini menjamur di dunia. Motivasinya pun berbagai macam, ada yang sekedar ingin pamer kemampuan, ingin memberi tahu bahwa dirinya "baru" bisa, ingin berbagi ilmu dengan dunia, ingin membebaskan dunia dari belenggu monopoli software dan banyak lagi lainnya.

Tapi komunitas ini cukup membuat saya tertarik, yaitu project mereka yang bertemakan OpenBTS (denger 3 huruf dibelakangnya bikin saya bergidik). Akhirnya, muncul juga nih..
konsepnya benar-benar sangat sederhana, dan sangat rasional. Dan ini bukan hanya konsep, tetapi sudah dibuktikan lho kesuksesannya.

Infrastruktur telekomunikasi yang berharga jutaan dolar itu dikembalikan ke basic theory-nya dengan menggunakan perangkat yang secukupnya. Hanya menggunakan Laptop, standard GSM handset, antenan dengan konsumsi daya sekitar 25mw, Asterisk® software PBX dan sebuah alat Wireless PBX kecil untuk menghubungkan dengan jaringan external.

Link : http://openbts.sourceforge.net/

Project News (Last Updated 1 August 2010)

  • OpenBTS 2.6 "Mamou" is now the official public release, available through sf.net until GNU Radio fixes our repository. The 2.6 release is the same software in use in Niue right now and includes the following improvements over 2.5:
    • Several major bug fixes, including the infamous "fusb" crash and the VEA failures on Nokia DCT4+ handsets.
    • Several more subtle bugs fixes realated to idle pattern generation and timing advance control.
    • Smoother closed loop power control.
    • Several new CLI commands for physical channel monitoring.
    • New features in the TMSI table, including time-of-use tracking and optional classmark and IMEI interrogation.
    • Smqueue now uses a config file, similar to OpenBTS.config.
    • The transceiver uses the OpenBTS.config file directly.

  • With 2.6, the public release license has been changed from GPLv3 to AGPLv3, with additional clauses.
    • Please read the COPYING and LEGAL files carefully, especially if you are using OpenBTS in a commerical or US government project.
    • Please note that GPL-family licenses are not compatible with FARS/DFARS "government purpose rights". Under FARS/DFARS definitions, the public release of OpenBTS is "commercial software" and these are enforceable commercial licenses, like any others.

  • We are currently preparing a Burning Man 2010 test network. More information here.

  • Everyone seemed to enjoy themselves and learned a lot at the Pfarrkirchen workshop. Ali Gündüz has a blog post with some good photos. David Burgess also posted something.

"Back-Office" Private BTS

rankaian power penguat transmisi (pake aki mobil)

salah seorang member project sedang mencoba hasil openBTS

untuk bisa berkomunikasi dengan jaringan public, konstruksi openBTS masih membutuhkan koneksi melalui PBX sebagai controller, dimana komponen ini disebut BSC dalam pertelekomunikasian feudal.

Tak tanggung-tanggung, sebagai project tandingan, maka sekelompok orang membuatkan openBSC untuk bisa disandingkan dengan openBTS hahahahaa.....puas saya, berarti sedikit lagi komplit toh..berikut info dan fitur dari openBSC yang dirilis di web projectnya sampai hari ini :

Link : http://openbsc.osmocom.org/trac/wiki/OpenBSC

The goal of the project is to

  • provide a basis for experimentation and security research with GSM from the network side
  • document, publicized and point out any security related issues that we find as part of that
  • learn more about GSM networks on a lower level, particularly the practical aspects with real-world equipment

We are not interested in

  • building a stable/reliable BSC/MSC for deployment in networks requiring high-9 (99.999....) availability
  • building something that follows the GSM spec to the last detail
  • disrupting actual commercial GSM network

Project status

Things that work

  • Housekeeping
    • OML? Initialization of the BTS
    • Support for frequency hopping channels on BTS equipment that supports it (like BS-11)
    • RSL? bringup, channel allocation, Channel required / Immediate Assign
  • Mobility Management
    • Very simplistic HLR implemented as sqlite database
    • Non-secure Authentication using IMEI?/IMSI? and regular SIM cards.
    • IMEI?/IMSI? skimming of all phones that try to register with OpenBSC
    • Transmission of MM INFO packets with operator name and local time / timezone
    • paging of mobiles that are registered to the BTS
    • keeping track of which location area a phone has last performed location updating
    • in-call handover between multiple cells inside one BSC
  • SMS Support
    • SMS? reception and SMS? sending, including routing between subscribers
    • Sending of SMS from OpenBSC commandline
    • Sending of SMS from external applications by writing to the SQL tables
  • Voice Call Support
    • MO (Mobile Originated) and MT (Mobile Terminated) calls
    • TCH/F support with FR and EFR codec
    • TCH/H support with AMR codec (in BSC-only configuration)
  • E1 support
    • demultiplex of the four 16k sub-channels with voice data contained in one E1 timeslot
    • support for multiple TRX in one BTS
    • support for multiple BTS connected to the same E1 link (multi-loop configuration)
  • Abis/IP support
    • Abis/IP protocol for nanoBTS
    • RTP gateway to interoperate E1 based BTS and nanoBTS on one BSC and switch calls between them
  • GPRS/EDGE support
    • configuring the nanoBTS OML objects/attributes for GPRS and EDGE
    • setting SYSTEM INFORMATION 13 via RSL
    • configurable RAID/CGI/NSVCI/NSEI/BVCI
    • have the BTS interoperate a SGSN with Gb (NS-over-IP) interface
    • pre-alpha state OsmoSGSN? included in OpenBSC

Things that are implemented but don't work yet or aren't tested yet

  • GPRS support (SGSN + GGSN inside OpenBSC)
  • Support the use of A3/A8 and A5/1 (we need SIM cards with known Ki, e.g. simulated SIM cards)

Things being worked at

  • GPS/DCF77 disciplined quartz reference for the HFC-E1 card (via HS-Esslingen, Student Research Project)

Things that are missing

  • Cell Broadcast
  • transcoding of voice data
  • TCH/H voice calls (in standalone config)
  • CSD? calls
  • emergency call handling
  • Discontinuous TX and RX (DTX? / DRX?) support

Bagaimana juragan ??? sudah ada gambaran kedepannya, ya, saya jamin ini gak akan bisa establish di Indonesia, jika feudalisme masih mendarah daging.

Mungkin jika ada yang tertarik, kali aja bisa bikin project openCORE nya nanti ,
kl itu sudah sukses, lalu mimpi saya dipinggir-pinggir jalan bukan lagi melihat kelontong menjajakan voucher isi ulang, tapi kelontong operator telekomunikasi private :D
trus, dapet duitnya dari mana?
mungkin feudalist yang dibawah ini tau nih gan... :D

0 Response to "Meja kerjaku = Operator Telco-ku sendiri (Konsep membangun Operator Telco OpenSource)"