INTERKONEKSI JARINGAN E1

Thursday, April 22, 2010 by Rad Kreasi Inspire Infotech 1 komentar
E1 atau sirkuit E-1 (Inggris: E-carrier) adalah nama format transmisi digital dengan 30 kanal suara digital berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen dengan standar T1 yang dipakai di Amerika, dengan perbedaan T1 menggunakan 24 kanal suara digital dengan kecepatan 1,554 megabit per detik.

Saluran ini berbentuk saluran telepon khusus dan digunakan pada awalnya untuk sambungan trunk antar sentral telepon, namun sekarang mulai banyak disewakan oleh perusahaan telekomunikasi untuk jalur komunikasi data.

--------------------------------------------------------------------------------------

Pengertian E1
E1 atau sirkuit E-1 (Inggris: E-carrier) adalah nama format transmisi digital
dengan 30 kanal suara digital berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan
standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen dengan standar
T1 yang dipakai di Amerika
Data maksimum yang dapat di lewatkan pada media trasmisi E1 adalah 2 Mb,
dengan membagi ke 32 slot dengan masing – masing 64 kb.
Perbedaan dengan T1 adalah, T1 menggunakan 24 kanal suara digital dengan
kecepatan 1,554 megabit per detik.
Saluran ini berbentuk saluran telepon khusus dan digunakan pada awalnya untuk
sambungan trunk antar sentral telepon, namun sekarang mulai banyak disewakan oleh
perusahaan telekomunikasi untuk jalur komunikasi data.
Keuntungan Menggunakan E1
�� Dikarenakan E1 merupakan teknologi yang paling canggih pada saat ini sehingga
Indosat lebih mudah memperluas jaringan komunikasi hingga ke Luar Indonesia.
�� Dari kantor pusat ke kantor cabang dapat dilakukan komunikasi dengan mudah
tanpa harus pergi ke masing – masing tempat.
Kerugian Mengunakan E1
�� Dikarenakan E1 merupakan teknologi tercanggih pada saat sekarang ini, sehingga
untuk menggunakannya pun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit yaitu ;
�� 64 kb = Rp, 1.500.000,-/bulan.
�� 2 Mb = Rp, 50.000.000,-/bulan.
Adapun jalur komunikasi data dengan teknologi E1 adalah ;
BTS (melalui kabel e1) �� port DDF �� FCD (Converter) �� Router �� Switch �� PC
Kabel E1



Port DDF

FCD, berfungsi memecah data menjadi bytes.


Router, Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik di dalam jaringan.

PABX (Private Automated Brach Echange),

yaitu suatu alat yang menjadi central
system switching voice dan komunikasi digital, PABX dapat menyimpan,
mentransfer, hold, meredial panggilan telpon, conference dengan banyak user, dan
juga dapat digunakan sebagai alat digital switch yang menghubungkan dengan
computer atau peripheral lainnya (Kenneth C. Loundon,2000). Ia juga mengatakan
bahwa PABX hanya dapat digunakan dalam jangkauan tertentu yang jaraknya hanya
beberapa puluh kilometer saja, namun PABX dapat dihubungkan dengan jaringan
PABX lainnya yang menggunakan jaringan paket switching.
Switch, Secara fisik bentuknya mirip dengan hub biasa namun switch hub memiliki
domain collision sendiri sehingga sering disebut multi-port bridge.Switch mempunyai
table penerjemah pusat yang memiliki daftar penerjemah untuk semua port dan
meciptakan virtual private network (VPN) dari port pengirim ke penerima sehingga
jika dua host
sedang berkomunikasi, mereka tidak perlu mengganggu segmen lainnya. Jika satu port
sibuk, port-port lainnya dapat berfungsi.
Server
E. MPLS
Pengertian MPLS
Untuk dapat menyediakan jaringan yang bersifat baik (realible) dan permanen,
maka diperlukanlah suatu Network Service Provider yang menyediakan infrastruktur
untuk menghubungkan WAN tersebut. Perusahan Network Service Provider yang
berada di Indonesia antara lain : Telkom, Indosat, Lintas Arta, XL, dll.
Teknologi terbaru yang saat ini sedang dikembangkan untuk membangun
jaringan WAN yang baik (realible) dan permanen adalah Virtual Private Network
(VPN) berbasis IP Multi Protocol Label Switch (VPN IP MPLS).
VPN IP MPLS adalah suatu layanan komunikasi data any to any connections
berbasis IP Multi Protocol Label Switch dengan menggunakan peralatan (hardware)
dari perusahaan Cisco (berupa Cisco Router dan Cisco Switch Catalist). Layanan ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan layanan komunikasi data melalui Leased
Line maupun Frame Relay yang menggunakan teknologi yang lebih tua.
Teknologi VPN IP MPLS merupakan suatu layanan yang dibangun di atas Integrated
Network Architecture yang secara dinamis dapat mengenali jenis aplikasi enterprice
untuk memperoleh layanan end to end security, performance dan aviability.
Teknologi VPN IP MPLS ini merupakan solusi yang sangat praktis bagi suatu
institusi yang menginginkan komunikasi secara terus menerus (intensif) antara kantorkantor
cabang dengan kantor pusatnya.
VPN IP MPLS digunakan untuk merealisasikan Class of Service (CoS), dimana
suatu institusi dapat mengimplementasikan aplikasinya baik berupa aplikasi yang
memiliki delay time sensitive, mission critical maupun non mission critical pada satu
platform jaringan private IP MPLS.



Mengenal Bandwith dan Throughput

by Rad Kreasi Inspire Infotech 0 komentar
Walaupun di kantor Joko Lelono telah memakai leased line untuk koneksi internet, Joko tidak habis
pikir mengapa kadang kala di waktu-waktu tertentu untuk mengakses situs web mail gratisan seperti
mail.yahoo.com saja kecepatannya kalah dibanding jika Joko Lelono memakai dial-up biasa di
rumahnya pada malam hari. Padahal leased-line yang dipakainya memiliki bandwidth 64 kbps, baik
untuk upstream mau pun untuk downstream. Mengapa bisa begitu?
Wajar kalau Joko Lelono bingung dengan kecepatan koneksi internetnya yang tidak sesuai dengan
bandwidth yang dilanggannya. Padahal sesuai dengan iklan penawaran leased-line yang dia lihat,
secara teoritis kecepatannya akan lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan dengan koneksi dial-up
biasa. Tetapi mengapa suatu saat tertentu kecepatan koneksinya kadang lebih lambat dari pada dialup?
Itu karena selain konsep bandwidth, terdapat konsep lain yang mempengaruhi kecepatan aliran
data dalam jaringan, yaitu Throughput.

Bandwidth

Seperti telah kita tahu, bandwidth paling banyak digunakan sebagai ukuran kecepatan aliran data.
Tetapi apakah itu bandwidth sebenarnya? Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi
yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat
dipakaikan untuk mengukur baik aliran data analog mau pun aliran data digital. Sekarang telah
menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakaikan untuk mengukur aliran data digital.

Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps.
Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1.
Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu media.

Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan, tetapi konsep ini
memiliki kekurangan atau batasan, tidak peduli bagaimana cara Anda mengirimkan informasi mau
pun media apa yang dipakai dalam penghantaran informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika mau
pun batasan teknologi. Ini akan menyebabkan batasan terhadap panjang media yang dipakai,
kecepatan maksimal yang dapat dipakai, mau pun perlakuan khusus terhadap media yang dipakai.
Berikut adalah contoh tabel batasan panjang medium dan kecepatan maksimum aliran data.

Bandwith

Sedangkan batasan terhadap perlakuan atau cara pengiriman data misalnya adalah dengan
pengiriman secara paralel (synchronous), serial (asynchronous), perlakuan terhadap media yang
spesifik seperti media yang tidak boleh ditekuk (serat optis), pengirim dan penerima harus
berhadapan langsung (line of sight), kompresi data yang dikirim, dll.

Throughput

Ternyata konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan dan apa yang terjadi
di jaringan. Untuk itulah konsep Throughput muncul. Throughput adalah bandwidth aktual yang
terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik
ketika sedang mendownload suatu file.
Bagaimana cara mengukur bandwidth? Dan bagaimana hubungannya dengan throughput? Seperti
telah diulas di atas, bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik. Berikut
adalah rumus dari bandwidth:
bandwidth = Ī£bits / s
Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi
throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu
tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu
file dengan ukuran tertentu. Berikut adalah formula pembanding throughput dengan bandwidth:

waktu _ download _ terbaik = ukuran _ file /
/ bandwidth

waktu _ download _ typical = ukuran _ file /
/ throughput

Dengan hanya mempergunakan bandwidth sebagai patokan, Joko Lelono menganggap seharusnya
file yang akan didownloadnya yang berukuran 64 kb seharusnya bisa didownload dalam waktu
sekedip mata atau satu detik, tetapi setelah diukur ternyata memerlukan waktu 4 detik. Jadi jika
ukuran file yang didownload adalah 64 kb, sedangkan waktu downloadnya adalah 4 detik, maka
bandwidth yang sebenarnya atau bisa kita sebut sebagai throughput adalah 64 kb / 4 detik = 16 kbps.
Sayangnya, throughput karena banyak alasan, kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang
mungkin dari suatu media. Beberapa faktor yang menentukan bandwidth dan throughput adalah:
• Piranti jaringan
• Tipe data yang ditransfer
• Topologi jaringan
• Banyaknya pengguna jaringan
• Spesifikasi komputer client/user
• Spesifikasi komputer server
• Induksi listrik dan cuaca
• Dan alasan-alasan lain.
Akhirnya setelah memahami konsep throughput selain dari konsep bandwidth dan mengapa hal itu
bisa terjadi, Joko Lelono bisa mulai memahami apa yang terjadi sesungguhnya pada jaringannya.
Dengan memahami konsep-konsep tersebut kita dapat mulai memperhitungkan keperluan kecepatan
koneksi internet kita yang sesungguhnya dan pilihan koneksi yang diperlukan. Bukan hanya karena
termakan iklan yang menebarkan janji bandwidth yang tinggi dengan harga yang murah.

Pentingnya Backhaul Bagi Operator Jaringan 3G/4G

by Rad Kreasi Inspire Infotech 0 komentar
Meningkatnya penggunaan layanan data pita lebar seperti akses email, jejaring sosial, akses situs berita, akses situs olahraga dan lain-lainnya beban trafik di jaringan seluler meningkat pesat.

Di sisi jaringan akses sudah banyak diketahui sekarang ini telah berkembang teknologi seperti HSPA, EV DO, WiMAX, dan LTE yang mampu menyalurkan akses data dalam orde Megabit per sektornya. Namun teknologi ini tidak berarti apa-apa bila operator jaringan seluler tidak mampu menyediakan jaringan transport yang sesuai guna mendukung kebutuhan kapasitas jaringan akses tersebut.

Secara konvensional perangkat BSC dan RNC merupakan batas jaringan akses dengan jaringan core. Tetapi batas ini menjadi tidak jelas dengan berkembangnya teknologi seperti I-HSPA, LTE dan WiMAX yang mengenal arsitektur flat, dimana titik sel terhubung langsung dengan jaringan core. Elemen-elemen yang menangani user plane dilakukan di titik sel, namun jaringan akses tetap saja tersebar luas mengikuti lokasi pelanggan berada.

Menggunakan backhaul seluler 3G/4G dengan E1/T1 adalah sesuatu yang amat mahal. Karena setiap kali kelipatan E1/T1 berarti biaya sewa leased line meningkat dua kali. Bayangkan bila suatu operator mempunyai BTS 3G sebanyak 10.000 titik lokasi, dengan sewa E1 per bulan sampai 15.000.000, sedangkan tiap titik lokasi membutuhkan 3 hingga 5 x E1.


Biasanya kalau untuk jaringan 2G per satu BTS hanya memerlukan 1xE1, yang dalam memenuhinya cukup menggunakan jaringan transport TDM seperti E1 atau T1. Pada saat berkembang jaringan 3G penyediaan backhaul yang menghubungkan antara BTS dengan RNC dipenuhi dengan TDM yang lebih besar seperti 2xE1 atau lebih atau kadang menggunakan transport ATM atau IP karena biayanya lebih murah dibanding dengan TDM. Maka di era 4G sudah tidak mungkin lagi jaringan backhaul menggunakan transport konvensional tetapi memerlukan transport IP atau Ethernet.

Pertimbangan biaya adalah masalah besar yang dihadapi para operator seluler saat ini. Bisa anda bayangkan bahwa biaya transport backhaul ini bisa mencapai 70% dari total cost pengelolaan jaringan baik dari opex. Sekarang ini harga perangkat baik di core maupun di sisi akses turun karena masuknya vendor-vendor China ke pasaran sehingga bukan lagi biaya yang dominan lagi. Pada biaya Opex core network paling menggunakan sekitar 10% dari todal cost.

Banyaknya operator yang bersaing berebut kue di pasar data mengakibatkan harga per Mb layanan data menjadi turun. Tidak seperti layanan voice yang hanya memerlukan bandwidth kecil, di layanan akses data bandwidth yang dikonsumsi per pelanggan berlipat kali. Padahal biaya per Mb nya jauh lebih kecil, akibatnya yang terjadi adalah trafik meningkat tajam sedangkan revenue mengalami slop turun. Sehingga terjadilah apa yang disebut dengan decoupling traffic load terhadap revenue.

Desain dan balance terhadap jaringan yang baik akan dapat mengurangi pengeluaran biaya opex yang tidak perlu agar didapatkan pengelolaan jaringan backhaul yang efisien. Mungkin menggunakan jaringan backhaul hybrid adalah salah satu solusi terbaik, yaitu mengkombinasikan penggunaan backhaul berbasis TDM dan IP/Ethernet secara bersamaan. TDM disediakan untuk melewatkan jaringan 2G sedangkan IP/Ethernet disediakan untuk melewatkan jaringan 3G/4G.